Identifikasi Keyboard
Keyboard
merupakan alat input standar yang sangat esensial pada sebuah PC.
Tahukah Anda kapan keyboard atau papan ketik pertama kali ditemukan?
Jawabannya adalah pada tahun 1864 yang kemudian dipatenkan oleh
Christopher Latham Sholes pada 1868.
Keyboard
yang kita kenal sekarang ini memiliki nama resmi Qwerty yang di ambil
dari enam huruf pertama pada "home row". Home row sendiri merupakan
istilah untuk deretan alfabet kedua (posisinya di tengah) keyboard.
Dideretan inilah seharusnya user atau juru ketik menempatkan
jari-jarinya jika sedang tidak mengetik.
Lalu,
kenapa tombol-tombol alfabet pada keyboard ditempatkan secara acak?
Alasannya adalah untuk memperlambat pengetikan. Kenapa? Pada awalnya
mesin ketik dibuat senyaman mungkin untuk penggunanya, tetapi akibatnya,
para pengguna malah dapat mengetik dengan kecepatan tinggi. Hal ini
membuat pengait- pengait karakter pada mesin ketik menjadi sering
tersangkut.
Setelah
beberapa bulan mencari cara untuk mengatasi sering menyangkutnya
pengait tersebut, Sholes mengacak posisi alfabet pada mesin ketik
seperti sekarang ini. Dan setelah teknologi mesin ketik berkembang ke
mesin ketik elektrik sampai ke komputer, urutan alfabet yang acak
tersebut tetap digunakan.
Untuk
komputer, keyboard pertama kali digunakan pada tahun 1964. Sebuah
perangkat yangdibuat oleh MIT, Bell Laboratories, dan General Electric
yang disebut Mulitics berhasil menggabungkan video display terminal
(monitor CRT saat ini-Red) dengan mesin ketik elektrik. Layout Qwerty
temuan Christopher Latham Sholes tetap digunakan, meski pada keyboard
saat ini, sejumlah function keys sudah diimplementasikan.
Identifikasi Monitor
Monitor
atau yang juga disebut sebagai “computer display” merupakan komponen
output yang digunakan untuk menampilkan teks atau gambar ke layar
sehingga dapat dinikmati oleh pemakai.
a. Sejarah Monitor
Pada
generasi awal komputer, belum menggunakan monitor khusus seperti
sekarang ini. Komputer waktu itu terhubung dengan TV keluarga sebagai
layar penampil dari pengolahan data yang dilakukannya. Yang cukup
menjadi masalah adlaah bahwa resolusi monitor TV saat itu hanya mampu
menampilkan 40 karakter secara horisontal pada layar.
Monitor
khusus untuk komputer dikeluarkan oleh IBM PC, yang pada awalnya
memiliki resolusi 80 X 25 dengan kemampuan warna “green monochrome”.
Monitor ini sudah mampu menampilkan hasil yang lebih terang, jelas dan
lebih stabil.
Pada
generasi berikutnya muncul mono graphics (MGA/MDA) yang memiliki
720x350. Selanjutnya di awal tahun 1980-an muncul jenis monitor CGA
dengan range resolusi dari 160x200 sampai 640x200 dan kemampuan warna
antara 2 sampai 16 warna.
Monitor
EGA muncul dengan resolusi yang lebih bagus yaitu 640x350. Monitor
jenis ini cukup stabil sampai berikutnya munculnya generasi komputer
Windows.
Semua
jenis monitor ini menggunakan digital video - TTL signals dengan
discrete number yang spesifik untuk mengatur warna dan intensitas
cahaya. Antara video adapter dan monitor memiliki 2, 4, 16, atau 64
warna tergantung standard grafik yang dimiliki.
Selanjutnya
dengan diperkenalkannya standard monitor VGA, tampilan grafis dari
sebuah Personal Computer menjadi nyata. VGA dan generasi-generasi yang
berhasil sesudahnya seperti PGA, XGA, atau SVGA merupakan standard
analog video dengan sinyal R (Red), G (Green) dan B (Blue) dengan
continuous voltage dan continuous range pada pewarnaan. Secara prinsip
analog monitor memungkinkan penggunaan full color dengan intensitas yang
tinggi.
Generasi
monitor terbaru adalah teknologi LCD yang tidak lagi menggunakan tabung
elektron CRT tetapi menggunakan sejenis kristal liquid yang dapat
berpendar. Teknologi ini menghasilkan monitor yang dikenal dengan nama
Flat Panel Display dengan layar berbentuk pipih, dan kemampuan resolusi
yang tinggi.
b. Berbagai Jenis Monitor
Dengan
perkembangannya yang sangat pesat, saat ini terdapat tiga jenis
teknologi monitor. Ketiga golongan teknologi tersebut adalah CRT
(Cathode Ray Tube), Liquid Crystal Display (LCD) dan Plasma gas.
1) Cathode Ray Tube
Pada
monitor CRT, layar penampil yang digunakan berupa tabung sinar katoda.
Teknologi ini memunculkan tampilan pada monitor dengan cara memancarkan
sinar elektron ke suatu titik di layar. Sinar tersebut akan diperkuat
untuk menampilkan sisi terang dan diperlemah untuk sisi gelap.
Teknologi
CRT merupakan teknologi termurah dibanding dengan kedua teknologi yang
lain. Meski demikian resolusi yang dihasilkan sudah cukup baik untuk
berbagai keperluan. Hanya saja energi listrik yang dibutuhkan cukup
besar dan memiliki radiasi elektromagnetik yang cukup kuat.
2) Liquid Crystal Display
Monitor
LCD tidak lagi menggunakan tabung elektron tetapi menggunakan sejenis
kristal liquid yang dapat berpendar. Teknologi ini menghasilkan monitor
yang dikenal dengan nama Flat Panel Display dengan layar berbentuk
pipih, dan kemampuan resolusi yang lebih tinggi dibandingkan dengan CRT.
Karena bentuknya yang pipih, maka monitor jenis flat tersebut
menggunakan energi yang kecil dan banyak digunakan pada
komputer-komputer portabel.
Kelebihan
yang lain dari monitor LCD adalah adanya brightness ratio yang telah
menyentuh angka 350 : 1. Brigtness ratio merupakan perbandingan antara
tampilan yang paling gelap dengan tampilan yang paling terang.
Liquid
Crystal Display menggunakan kristal liquid yang dapat berpendar.
Kristal cair merupakan molekul organik kental yang mengalir seperti
cairan, tetapi memiliki struktur spasial seperti kristal. (ditemukan
pakar Botani Austria – Rjeinitzer) tahun 1888. Dengan menyorotkan sinar
melalui kristal cair, intensitas sinar yang keluar dapat dikendalikan
secara elektrik sehingga dapat membentuk panel-panel datar.
Lapisan-lapisan dalam sebuah LCD:
· Polaroid belakang
· Elektroda belakang
· Plat kaca belakang
· Kristal Cair
· Plat kaca depan
· Elektroda depan
· Polaroid depan
Elektroda
dalam lapisan tersebut berfungsi untuk menciptakan medan listrik pada
kristal cair, sedangkan polaroid digunakan untuk menciptakan suatu
polarisasi.
Dari
sisi harga, monitor LCD memang jauh lebih mahal jika dibandingkan
dengan monitor CRT. Dan beberapa kelemahan yang masih dimilikinya
seperti kurang mampu digunakan untuk bekerja dalam berbagai resolusi,
seperti misalnya monitor dengan resolusi 1024 X 768 akan terkesan agak
buram jika dipekerjakan pada resolusi 640 X 420. Tatapi akhir-akhir ini
kelemahan tersbut sudah mulai di atasi dengan teknik anti aliasing.
3) Plasma Gas
Monitor
jenis ini menggabungkan teknologi CRT dengan LCD. Dengan teknologi yang
dihasilkan, mampu membuat layar dengan ketipisan menyerupai LCD dan
sudut pandang yang dapat selebar CRT.
Plasma
gas juga menggunakan fosfor seperti halnya pada teknologi CRT, tetapi
layar pada plasma gas dapat perpendar tanpa adanya bantuan cahaya di
belakang layar. Hal itu akan membuat energi yang diserap tidak sebesar
monitor CRT. Kontras warna yang dihasilkan pun lebih baik dari LCD.
Teknologi plasma gas ini sering bisa kita jumpai pada saat
pertunjukan-pertunjukan musik atau pertandingan-pertandingan olahraga
yang spektakuler. Di sana terdapat layar monitor raksasa yang dipasang
pada sudut-sudut arena tertentu. Itulah monitor yang menggunakan
teknologi plasma gas.
Identifikasi Virus dan Penanganannya
Tidak
ada yang bisa menjamin perilaku dari setiap orang yang terkoneksi ke
Internet, terdapat banyak perilaku di internet dari yang berhati baik
sampai yang berhati buruk, dari yang mencari informasi umum sampai
mencari informasi kartu kredit orang lain. Karena sifatnya yang publik
atau umum maka muncul masalah baru yaitu masalah keamanan data dan
informasi di Internet terutama informasi-informasi yang bersifat krusial
dan konfiden.
Pada
saat sebuah perusahaan telah atau akan mengintegrasikan jaringannya
secara terpusat dengan menggunakan komunikasi data via jaringan private
atau sewa seperti Leased Channel, VSAT , VPN atau bahkan menggunakan
jaringan publik (Internet), Maka ada suatu permasalahan lain yang sangat
krusial yaitu ”Keamanan atau Security”. Karena tidak ada yang sistem
yang aman didunia ini selagi masih dibuat oleh tangan manusia, karena
kita hanya membuat meningkatkan dari yang tidak aman menjadi aman dan
biasanya keamanan akan didapat setelah lubang / vurnability system
diketahui oleh penyusup. Ancaman masalah keamanan ini banyak sekali
ditemui oleh pengguna seperti Virus, Trojan, Worm, DoS, hacker,
sniffing, defaced, Buffer Overflow, dan sebagainya dengan apapun istilah
underground yang banyak sekali saat ini, yang pasti akan menyusahkan
kita pada saat ancaman-ancaman ini ”menyerang”. Metode serangan saat ini
sangat beragam, dari yang sederhana yang dilakukan para pemula atau
script kiddies sampai dengan serangan dengan menggunakan metode terbaru.
Karena akan semakin kompleksnya administrasi dari jaringan skala luas
(WAN) maka diperlukan suatu mekanisme keamanan dan metode untuk dapat
mengoptimalkan sumber daya jaringan tersebut, semakin besar suatu
jaringan maka makin rentan terhadap serangan dan semakin banyak
vurnability yang terbuka.
Ada
banyak metode yang dilakukan untuk masuk ke sistem lain walaupun sistem
telah di kita lakukan update/patching secara continue, karena ada
banyak lubang yang dapat dimanfaatkan, biasanya penyerang melakukannya
dengan menggunakan beberapa metode yang akan dijelaskan selanjutnya.
Belum lagi saat ini banyak sekali tools-tools yang dapat dengan mudah
digunakan yang didownload dari Internet dan banyaknya websites yang
menyediakan tools untuk melakukan hacking. Dengan berbekal tools tadi
seseorang yang biasa dapat mengancam infrastruktur jaringan kita,
ancaman dapat beruba hanya sekedar introgasi sistem kita (footprinting
atau analisa awal) atau analisa port yang digunakan sampai dengan
mencoba-coba celah vurnerability network kita. Ada banyak anggapan yang
salah dengan statetement “kami sudah memiliki firewall yang banyak dan
terbaru”, “kami mempunyai team yang tangguh dan hebat dalam bidang
security”, “kami mempunyai dana IT yang unlimitted” atau ”kami tidak ada
musuh dan data yang kami onlinekan tidak mengandung informasi penting”.
Inilah beberapa faktor yang memicu terjadinya kebocoran dari sistem
pertahanan yang kita bangun, belum lagi tidak adanya rules atau policy
tentang sistem keamanan di perusahaan atau institusi kita, untuk
memberikan gambaran tentang framework membangun policy sistem keamanan
dapat merujuk ke tulisan penulis yang lain.